Senin, 27 September 2010

CAGAR ALAM DAN TAMAN WISATA ALAM PULAU POMBO


Pulau Pombo
Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Sedangkan yang dimaksud dengan  taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Mengacu pada Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan, pengelolaan kawasan konservasi harus didasarkan atas perencanaan jangka panjang yang kemudian dijabarkan ke dalam rencana jangka menengah dan jangka pendek yang terintegrasi penuh dan sejauh mungkin mengakomodasikan aspirasi publik, khususnya arus bawah (bottom up process).

Untuk memenuhi aspek legal tersebut, dibutuhkan suatu sistem perencanaan yang didasarkan atas partisipasi publik yang berkesinambungan dan bersifat integratif, agar tujuan pengelolaan kawasan konservasi dapat tercapai dengan tetap memberikan manfaat yang optimal bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

KONDISI UMUM

Secara geografis Pulau Pombo ini terletak di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku dengan koordinat 128°22’09″ BT dan 3°31’35″ LS.  Sedangkan secara administratif pemerintahan kawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Kawasan CA dan TWAL Pulau Pombo berada pada wilayah Kecamatan Salahutu merupakan sebuah pulau kecil yang diapit oleh Pulau Haruku dan Pulau Ambon serta merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Beberapa desa yang berdekatan dengan kawasan tersebut adalah desa Kailolo, Pelauw, dan Desa Ori berada pada bagian barat Pulau Haruku, sedangkan Desa Tulehu, Waai, dan Liang di bagian Timur Pulau Ambon yang merupakan bagian dari Jazirah Leitimur.

Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 392/Kpts-II/1996 tanggal 30 Juli 1996, Pulau Pombo dan perairan disekitarnya ditunjuk sebagai Cagar Alam (2 Ha) dan Taman Wisata Alam (998 Ha).

POTENSI FLORA FAUNA DAN VEGETASI

 Kawasan konservasi Pulau Pombo baik daratan yang ditunjuk sebagai cagar alam maupun perairan yang mengelilinginya sebagai taman wisata alam laut, memiliki keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang cukup tinggi. Kawasan perairan Pulau Pombo memiliki pemandangan laut berupa batu-batu karang yang sangat indah yang tersusun rapi sangat alamiah, dipadukan dengan kehidupan sebagai jenis ikan hias, zoo-plankton dan kerang-kerangan.  Kawasan konservasi ini juga merupakan tempat singgah dan bersarang salah satu jenis burung khas/endemik Maluku yaitu Burung Pombo (Ducula bicolor) dan berbagai jenis burung lainnya.

Selain itu juga ditemukan beberapa jenis burung laut antara lain Raja Udang (Alcedinidae), Gangsa Batu Muka Biru (Sula dactylatra), Kuntul Karang (Egretta sacra). Jenis mamalia yang ditemukan, antara lain : Tikus Hutan (Pogonomelomys), sedangkan jenis reptil yang ditemukan adalah Ular Sanca (Phyton morulus), Kadal Panana (Triliqua gigas) dan Biawak Coklat (Varanus gouldi).

Selanjutnya dengan kondisi perairan Pulau Pombo yaitu adanya arus berputar (up-welling) dan ketersediaan makanan, memungkinkan keanekaragaman keberadaan satwa laut di kawasan konservasi ini, antara lain Ikan Puri (Stolephorus sp.), Momar (Decapterus sp.), Komu (Auxis thzard), Lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis Lolasi (Caesionidae) serta moluska seperti Kima (Tridacnidae), Bia jalang (Strombus luhuanus), Lola (Trochus niloticus), Bia kambing (Lambis sp.), Bia gengge (Nautilus pompilius), Japing-japing (Pinctada margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae. Dari jenis-jenis moluska tersebut ada beberapa jenis yang langka atau sudah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 7 Tahun 1999 seperti Kima (Tridacnidae), Lola (Trochus niloticus), Bia gengge (Nautilus pompilius) dan Triton trompet (Charonnia tritonis).

Berbagai jenis flora di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Pulau Pombo di antaranya adalah : Kayu Marsegu (Nauclea orientalis), Croton sp., Salimuli (Cordia subcordata), Gumira Pantai (Premna corymbosa), Sayur Putih (Pisonia alba), Kayu Mata Ikan (Hernandia peltata), Hutung (Barringtonia asiatica), Beringin (Ficus benjamina), Ketapang (Terminalia catappa) dan Dadap (Erythrina variegata).



Berdasarkan tipe vegetasi, Pulau Pombo termasuk tipe hutan vegetasi pantai dengan jenis pohon dan flora yang bervariasi dengan strata yang tidak sempurna.  Strata teratas membentuk tajuk hutan terdiri atas pohon-pohon yang dapat mencapai ketinggian 30 m, strata terbawah terdiri dari perdu/anakan pohon. Jenis yang banyak dijumpai antara lain Kayu Besi (Intsia bijuga), Cemara Laut (Casuarina sp.), Pule (Alstonia scholaris), Bakau (Rhizoporasp.), Kira-kira (Xylocarpus granatum), Ketapang (Terminalia cattapa), Linggua Pantai (Pterocarpus indicus), Galala dan lain-lain.

POTENSI WISATA

Taman Wisata Alam Pulau Pombo memiliki pemandangan laut berupa batu-batu karang yang sangat indah yang tersusun rapi dan sangat alamiah, dipadukan dengan kehidupan sebagai jenis ikan hias, zoo-plankton dan jenis kerang-kerangan. Kondisi perairan Pulau Pombo yaitu adanya arus berputar (up-welling) dan ketersediaan makanan, memungkinkan keanekaragaman keberadaan satwa laut, antara lain Ikan Puri (Stolephorus sp.), Momar (Decapterus sp.), Komu (Auxis thzard), Lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis Lolasi (Caesionidae) serta moluska seperti Kima (Tridacnidae), Bia jalang (Strombus luhuanus), Lola (Trochus niloticus), Bia kambing (Lambis sp.), Bia gengge (Nautilus pompilius), Japing-japing (Pinctada margaritifera) dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae.

Dari jenis-jenis moluska tersebut ada beberapa jenis yang langka atau sudah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 7 Tahun 1999 seperti Kima (Tridacnidae), Lola (Trochus niloticus), Bia gengge (Nautilus pompilius) dan Triton trompet (Charonnia tritonis). Dengan pemandangan bawah laut yang begitu indah, menyebabkan kawasan perairan TWA Pulau Pombo sangat cocok dikembangkan wisata air seperti snorkling, diving, fishing dan lain-lain.

Pulau Pombo memiliki salah satu jenis burung khas/endemik pulau ini yaitu Burung Pombo (Ducula bicolor).  Selain itu juga ditemukan berbagai jenis burung perairan lainnya.   Wisata pengamatan burung (birdwatching) dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan perilaku burung di secara alami.

PERMASALAHAN/ANCAMAM

Permasalahan umum dalam pengelolaan suatu kawasan konservasi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : permasalahan dari luar yang disebut ancaman, dan permasalahan dari dalam disebut kelemahan. Sedangkan untuk faktor pendukung dalam pengelolaan TWAL Pulau Pombo dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu : faktor pendukung dari luar yang disebut peluang, dan faktor pendukung dari dalam yang disebut kekuatan. Berdasarkan identifikasi SWOT, diketahui sebagai berikut :

Faktor Ancaman meliputi :
  1. Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang bersifat eksploitatif destruktif (merusak).
  2. Tingkat ekonomi masyarakat sekitar kawasan yangrelatif masih rendah.
  3. Ketergantungan masyarakat yang masih tinggi terhadap sumberdaya alam dalam kawasan.
  4. Klaim beberapa desa di sekitar kawasan bahwa Pulau Pombo sebagai daerah pertuanan.
  5. Aksesibilitas Pulau Pombo yang terbuka.
Faktor Kelemahan meliputi :
  1. Pengelolaan TWAL Pulau Pombo yang belum optimal.
  2. Kuantitas dan kualitas SDM pengelola TWAL Pulau Pombo masih terbatas.
  3. Sarana dan prasarana pendukung pariwisata belum memadai.
  4. Data dan informasi potensi kawasan yang belum optimal.
Faktor Kekuatan meliputi :
  1. Dukungan kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam pengembangan kawasan Pulau Pombo.
  2. Letak TWAL Pulau Pombo yang strategis.
  3. Potensi wisata TWAL Pulau Pombo yang beragam.
  4. Kekhasan TWAL Pulau Pombo sebagai pulau dengan karang atol yang melingkar tidak sempurna dengan lagun di tengah-tengahnya.
Faktor Peluang meliputi :
  1. Keragaman potensi wisata dan budaya di sekitar TWAL Pulau Pombo.
  2. Keinginan masyarakat untuk berwisata meningkat.
  3. Dukungan masyarakat setempat terhadap sektor ekowisata di Pulau Pombo.
  4. Terbukanya peluang investasi bidang pariwisata di Pulau Pombo.
  5. Tersedianya sarana akomodasi dan transportasi yang memadai.
  6. Dukungan LSM/NGO dan Lembaga Pendidikan.
  7. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Hasil analisis diperoleh alternatif-alternatif strategi prioritas pembangunan kawasan TWAL Pulau Pombo melalui empat pengelompokan sebagai berikut :
Strategi memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yaitu :
  1. Meningkatkan promosi TWAL Pulau Pombo dengan menggunakan fasilitas pemerintah.
  2. Menyusun suatu paket wisata dalam bentuk produk wisata yang memadukan ekowisata di TWAL Pulau Pombo dengan kegiatan wisata di sekitarnya.
  3. Meningkatkan kualitas pelayanan wisata di TWAL Pulau Pombo.
  4. Mempermudah dan menyederhanakan proses perijinan IPPA bagi investor
  5. Menjalin kerjasama dengan stakeholder dalam meningkatkan kualitas pengelolaan kawasan dan pengembangan wisata
  6. Pengembangan SDM masyarakat di sekitar TWAL Pulau Pombo sebagai pelaku pariwisata.
Strategi menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, yaitu :
  1. Identifikasi dan inventarisasi potensi kawasan Pulau Pombo dan memanfaatkannya secara optimal untuk meningkatkan kunjungan wisata.
  2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pengelola wisata TWAL Pulau Pombo.
  3. Bekerjasama dengan tour & travel agent untuk meningkatkan  kunjungan wisata.
  4. Memanfaatkan keberadaan sarana prasarana pendukung pariwisata di sekitar Pulau Pombo.
  5. Membuka peluang dan memberi kemudahan bagi investor dan masyarakat  untuk melakukan usaha wisata di TWAL Pulau Pombo.
  6. Pelibatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan.
  7. Perlunya kerjasama penelitian dan pengembangan kawasan TWAL Pulau Pombo.
Strategi memakai kekuatan untuk menghadapi ancaman, yaitu :
  1. Pendidikan konservasi dan pengembangan bina cinta alam bagi masyarakat sekitar TWAL Pulau Pombo.
  2. Membuka peluang usaha yang mendukung  sektor wisata bagi masyarakat sekitar.
  3. Menyusun rencana pengelolaan TWAL Pulau Pombo.
  4. Menjaga kelestarian dan keanekaragaman hayati di TWAL Pulau Pombo.
  5. Pengembangan usaha ekonomi produktif  dan insentif bagi masyarakat.
Strategi memperkecil kelemahan dan menghadapi ancaman, yaitu :
  1. Penegakan hukum secara optimal.
  2. Kerjasama kolaboratif pengelolaan kawasan.
  3. Peningkatan sosialisasi status dan fungsi TWAL Pulau Pombo kepada masyarakat sekitar.
  4. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan dan alokasi pendanaan (anggaran)  secara kontinyu dalam rangka  pengelolaan kawasan TWAL Pulau Pombo.
Dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan, maka diperlukan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan pengelolaan. Selain itu juga diperlukan kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang dilakukan secara periodik/berkala. Hal ini untuk mengetahui kondisi kawasan, efektifitas, efisiensi pengelolaan, serta untuk memonitor kemungkinan terjadinya penyimpangan atas fungsi utama kawasan.


Vegetasi P' Pombo
Vegetasi P' Pombo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar